Radarmakassar.id – Ikatan Keluarga Alumni Ilmu Ekonomi (IKAIE) Universitas Hasanuddin (Unhas), bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unhas dalam rangkaian Dies Natalis FEB Unhas ke-77, menyelenggarakan Sarasehan Ekonomi Batch I bertema “Jalan Baru Ekonomi Indonesia: Evaluasi dan Rekonstruksi Strategi Pembangunan Indonesia”. Kegiatan ini berlangsung di Arsjad Rasjid Lecture Theatre pada Senin (15/12).
Forum bergengsi ini menghadirkan tokoh nasional Muhammad Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, sebagai pembicara utama. Sarasehan ini juga melibatkan sejumlah akademisi, praktisi, serta alumni terkemuka FEB Unhas yang berperan sebagai narasumber dan panelis, guna memperkaya diskursus mengenai arah pembangunan ekonomi nasional.
Ketua IKAIE, Dr. Eka Sastra, SE, M.Si menyebutkan kegiatan ini diharapkan menjadi ruang dialog strategis untuk memperkaya perspektif mengenai tantangan dan peluang pembangunan ekonomi Indonesia, sekaligus mendorong perumusan strategi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan dengan prinsip no one left behind.
“Kombinasi antara pengalaman tokoh nasional dan kepakaran para ahli ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi konstruktif dan pandangan segar mengenai rekonstruksi strategi pembangunan yang lebih adaptif terhadap dinamika global dan domestik,” ucap Eka.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas, Prof. Dr. Mursalim Nohong, SE., M.Si., CRA., CRP., CWM., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian integral dari rangkaian Dies Natalis FEB Unhas ke-77 dan menjadi refleksi peran FEB Unhas dalam kontribusi pemikiran kebijakan ekonomi nasional.
“Ekonomi tidak hanya berbicara mengenai pertumbuhan angka-angka statistik, tetapi juga tentang bagaimana kebijakan dan strategi pembangunan mampu menciptakan kesejahteraan yang inklusif dan berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat,” ujar Prof. Mursalim.
Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. menyebutkan bahwa Indonesia butuh terobosan dengan tidak hanya menekankan evaluasi kondisi ekonomi Indonesia saat ini, tetapi juga mendorong penguatan kolaborasi lintas sektor.
“Indonesia membutuhkan jalan baru dalam pembangunan ekonomi, tidak hanya dengan mengevaluasi apa yang telah berjalan, tetapi juga dengan menyusun strategi pembangunan yang inovatif, adaptif, dan berorientasi pada keberlanjutan jangka panjang,” tegas Rektor Unhas.
Lebih lanjut, Rektor Unhas menekankan bahwa forum ini menjadi ruang refleksi strategis untuk membahas ketimpangan pembangunan ekonomi antara wilayah Barat dan Timur Indonesia yang masih memerlukan solusi komprehensif.
“Melalui forum seperti ini, kita berharap lahir gagasan-gagasan strategis yang dapat menjadi rujukan dalam menentukan ‘jalan baru’ bagi Indonesia menuju kesejahteraan yang merata dan berkelanjutan terkhusus di Indonesia timur yang jauh berbedaan dengan ekonomi Indonesia bagian barat,” tutur Prof JJ.
Kegiatan dilanjutkan dengan keynote speech serta diskusi panel bersama para narasumber. Diskusi tersebut diharapkan mampu merumuskan rekomendasi kebijakan yang aplikatif dan relevan sebagai masukan strategis bagi pembangunan ekonomi Indonesia ke depan. (*)






